Beberapa Ekor Kucing di Plafon Rumah
Sebagai anak laki-laki yang masih juga betah (dibetah--betahkan) jadi mahasiswa, pagi ini masih berisi rutinitas yang menurut saya mahasiswa banget: Bangun siang, buka laptop, browsing internet, baca-baca tweet lengkap dengan tidak mandi hingga menjelang siang. Handphone lalu bergetar.
Mama'mu, Nak Calling
Oh, itu mama saya yang menelepon. Minta dijemput di sekolah tempat dia mengajar. Motor saya ambil lalu berangkat ke sana, ke sekolah tempat ia mengabdi sebagai tenaga pengajar. Sepulang ke rumah, dari dalam terdengar suara-suara anak kucing. Kami tidak pernah memelihara kucing. Kucing itu secara misterius berada di ruang tamu. Entah sejak kapan, plafon rumah kami menjadi tempat tinggal kucing yang bahkan hampir tidak pernah kami lihat rupanya. Di sana mereka menumpang dan beberapa kali melahirkan dan kami tidak pernah tahu berapa anaknya dan siapa ayahnya. Kucing ini pasti jatuh dari plafon. Kasihan.
Saya membawa anak kucing itu keluar. Warnanya krem dengan belang hitam di kulitnya. Jinak dia. Tidak seperti harimau.
Suara anak-anak kucing di plafon semakin keras, pasti ramai di sana. Kalau dibuang kasihan juga. Saya putuskan mengupdate tweet perihal ini. Siapa tahu ada yang mau mengadopsinya.
Satu tweet kemudian, ternyata benar ada yang berminat. Dia minta foto anak kucing yang saya maksud. Saya kemudian keluar kamar, mencari-cari kucing yang tadi. Hasilnya nihil. Dia tidak ada. Mama saya juga tidak melihatnya. Tanpa saya sadari suara-suara anak kucing yang tadi ramai juga sudah hilang. Saya mencari-cari dengan mengintip di sela plafon. Sama: Mereka semua sudah tidak ada. Pergi.
Makassar, 18 Juli 2013
Postingan pertama di umur 23
Selamat Ulang Tahun kak Tyar :D Maaf telat. sengaja (disengaja-sengajakan).
BalasHapusCieee kak Tiar bertambah umurnya. Selamat ulang tahun kak Tiar, maaf sm seperti kak Harda, yang telat kasih ucapan xD
BalasHapus